Ini cerita kesaksian dari sejumlah kerabat dekat Syahrul Alam (25), jelang insiden pembunuhan di gudang Kelurahan Bonto-bontoa, Kecamatan Sombaopu, Gowa, Sulsel, Kamis (5/3/2015) malam.

Syahrul Alam adalah aktor sadis insiden ini. Pemuda bertato ini pun akhirnya meninggal di tahanan, tak lama setelah menghabisi nyawa ayah kandung sendiri.

mayat anak durhaka dari gowa

Kala itu, di rumahnya, BTN Gowa Mas Indah, Syahrul meminta ibunya untuk mematikan seluruh lampu di dalam rumah.

"Untuk apa dimatikan lampu Nak.." kata Aminah Daeng Nganne (55), ibu Syahrul. Syahrul merepon. "Enak, kalu gelap-gelap."
Berselang beberapa saat kemudian, Syahrul mematikan lampu ruangan.

Merasa tak nyaman dan masih banyak aktivitas malam itu, ibu Syahrul, lalu menyalakan lampu. Ternyata upaya sang ibu membuat Syahrul geram. Tak dinyana, Syahrul pun lantang menampar pipi ibu kandungnya itu.

Melihat aksi anaknya yang begitu tega, ayah Syahrul, Nasrun Daeng Ngerang (65), naik pitam, ia lalu memukul si Syahrul.

Tak terima dipukul, Syahrul pun melawan ayah kandungnya itu. Sadis, Syahrul menyerang balik hingga sang ayah tewas. 

Bersimbah Darah

Kabarnya, selama ini, Syahrul disebut dendam dengan ayahnya, yang sejak kecil kerap melihat ayahnya ringan tangan, termasuk memukul ibunya.

Saat ayah dan anak ini berkelahi di dalam rumah, sang ibu panik. Dia lari meninggalkan rumah dan berteriak meminta tolong kepada tetangga. Namun saat kembali ke rumah, dia sudah melihat suaminya bersimbah darah.

Cerita keluarga lain, yang juga tetangga keluarga Dg Ngerang, menggambarkan sadisnya perkelahian ayah dan anak itu.

Setelah menganiaya ayahnya, Syahrul yang sempat pingsan, oleh sejumlah kerabat ayah dan ibunya, sudah sempat dimasukkan ke dalam kantung mayat.

"Dikira sudah mati juga , sebab badanya Syahrul berlumuran darah. Eh, ternyata saat masuk dikantung mayat dia masih bergerak dan hanya pingsan."

Di kalangan tetangga, Syahrul memang dikenal sering menjadikan rumahnya sebagai "markas" dan tempat kumpul-kumpul temannya.
Meski sejumlah tetangga merasa terganggu, namun tak banyak yang bisa menegur. "temannya itu, minum-minum, bawa perempuan, dan suara motornya selalu besar-besar." 




Kolom Komentar

Lebih baru Lebih lama